"Sesungguhnya telah ada pada diri (Rasulullah) itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah". (Qur’an Surat: Al Ahzab: 21)

Rasulullah, Pemimpin dan Manajer Terbaik  

Jumat, 23 Mei 2008

Umat Islam sudah sejak awal bersentuhan dengan dunia perniagaan, baik yang dilakukan secara domestik maupun internasional. Termasuk pula Nabi Muhammad SAW pernah terlibat langsung dalam bidang ini sekaligus telah memberikan contoh bagaimana menjadi seorang pengusaha yang baik.

Kini, etika dagang yang sesuai nilai-nilai Islam seperti diajarkan oleh Rasulullah banyak dikaji dan dipelajari, baik oleh kalangan Muslim maupun non-Muslim. Termasuk pula pada gelaran Markplus Forum ke-143 bertajuk East Meets East: Ancient Chinese Philosophy and Islamic Business Principles di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (12/10) lalu.

Pakar ekonomi dan manajemen syariah, Dr M Syafii Antonio Mec, yang tampil sebagai pembicara, mengatakan ketika masih aktif berniaga, Rasulullah dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya hingga mendapat julukan Al-Amin.
Hal ini bukan saja diakui oleh rekan-rekannya, melainkan juga para musuhnya hingga percaya menitipkan uangnya kepada Rasul setiap kali pergi berdagang ke wilayah lain. Menurutnya, Rasul selalu berpegang pada empat prinsip dalam bidang perniagaan. Pertama, siddiq (dapat dipercaya), amanah (menepati janji), fathanah (punya wawasan luas), dan tabligh (berkomunikasi). Keempat prinsip itu terbukti telah ditunaikan dengan sebaik-baiknya oleh Rasul yang kemudian membuatnya sukses dalam bidang tersebut.

Secara umum keempat prinsip tadi telah tercantum dalam kitab suci Alquran maupun hadis yang bagi kalangan Muslim, hendaknya tak hanya dijadikan pedoman dalam berniaga, namun dalam kehidupan sehari-hari. Syafii Antonio berpendapat, terkait hal ini pun, Rasul telah pula mempraktekkannya.

"Bayangkan, selama 10 tahun di Madinah, Rasulullah telah menjadi pemimpin keluarga, pemimpin umat, pemimpin sosial, pemimpin militer bahkan pemimpin di bidang hukum. Pertanyaannya, bagaimana beliau dapat mengatur waktunya sedemikian rupa?" tanya Syafii Antonio. Dengan peran yang begitu besar diemban namun dapat berhasil dilaksanakan, maka dia tak ragu lagi untuk menegaskan bahwa Rasul adalah seorang pemimpin dan manajer super.

Pada kesempatan yang sama, begawan marketing, Hermawan Kertajaya, sependapat bahwa agama Islam merupakan satu-satunya agama yang dekat dengan dunia bisnis jika merujuk pada peran Nabi Muhammad SAW tadi. "Bila ingin mempelajari prinsip dan etika bisnis, pelajarilah dari agama Islam dan juga Konfusius," tutur bos Markplus ini.

Dia melihat, ada kesamaan antara prinsip bisnis serta kepemimpinan dalam Islam dengan yang juga disampaikan oleh dua pemikir Cina kuno yaitu Konfusius dan Tao. Misalnya empat hal yang menjadi karakter Rasul; pengetahuan, bisa dipercaya, amanah, dan komunikatif, ternyata juga sama dengan ajaran kepemimpinan Konfusius antara lain moral, perilaku yang baik, kemanusiaan, terus belajar, dan menjaga keseimbangan.

Sebagai seorang filsuf yang hidup sekitar tahun 500 SM, lanjutnya, Konfusius adalah orang pertama yang berhasil menggabungkan berbagai keyakinan dari masyarakat Cina menjadi satu perangkat nilai luhur yang berdasarkan pada moralitas pribadi. Ini kemudian mampu melahirkan sebuah konsep pemerintahan yang melayani rakyatnya dan memerintah dengan otoritas moral.

Hingga satu abad kemudian, pemikiran Konfusius dan Lao Tse tentang kepemimpinan dapat ditemukan pada nilai-nilai prinsip bisnis Islam. "Sebagaimana kita ketahui, Nabi Muhammad sendiri sebagai panutan, telah mempraktekkan prinsip bisnis compassionatte dan melakukan harmonisasi antara keuntungan finansial dan prinsip," jelasnya.

Maka dari itu, perlu dikaji lebih dalam terutama guna mencari titik temu antara wisdom Cina kuno dan prinsip bisnis dan kepemimpinan Islam, bagaimana hubungan satu sama lain. Yang terpenting juga, imbuh dia, bagaimana sebenarnya kedua pemikiran itu perlu berintegrasi ke dalam kehidupan modern saat ini untuk mengembangkan iklim usaha yang lebih beretika.



AddThis Social Bookmark Button

Email this post


 

Design by Amanda @ Blogger Buster