"Sesungguhnya telah ada pada diri (Rasulullah) itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah". (Qur’an Surat: Al Ahzab: 21)

Perokok Egois  

Senin, 30 Maret 2009


Banyak sekali orang yang sudah tahu tapi banyak juga yang masih masa bodoh terhadap kesehatan seperti yang kita lihat di angkot2 atau di bus-bus banyak sekali yang suka masa bodoh terhadap kesehatan.
Coba anda perhatikan jika di dalam bus kota ada salah satu orang yang merokok otomatis penumpang yang lain tidak sengaja menghirup asap rokok tersebut dan berapa penyakit yang sudah masuk melalui asap tersebuat?

Apa pernah siperokok memikirkan orang lain dalam hal ini saya berkata jujur tidak berpihak pada yang tidak merokok tapi kita sebagai perokok hendaknya saling peduli dengan sekeliling kita bukankah berbuat baik pasti orang akan suka terhadap kita?

Kadang saya sendiri mengakui sehabis makan tidak merokok terasa ada yang kurang akan tetapi kalau kita sadar apa artinya kita habis makan tetapi koq malah menambah penyakit dengan merokok.

Tentunya siapa aja ayo yang hobi merokok tapi ingat kita sebagai bangsa yang berlandaskan pancasila harus ingat kita harus saling memperhatikan sekeliling merokoklah di tempat yang jauh dari anak2 dan dan merokok di tempat yang telah di sediakan.

Jangan jadikan diri perokok yang egois belajarlah agar punya toleransi terhadap orang lain jadilah seorang perokok yang mampu membuat orang lain bangga dengan kita dan orang lain kagum terhadap kita walau kita perokok sejati.

Perhatikan setelah merokok usahakan sikat gigi secepatnya atau jika jauh dari tempat tinggal paling tidak minimal berkumur dengan air teh agar bau mulut tidak bau asap rokok dan bau di mulut segera hilang.

Jangan jadi perokok yang jorok buang buntung rokok pada tempatnya dan jangan sembarangan seolah-olah tanah ini milik nenek mu yang sesukamu dan buang buntung rokok seenaknya sendiri.

[+/-] Selengkapnya...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Hidup Menurut Pandangan Islam  

Selasa, 24 Maret 2009

Kita sebagai orang Islam yang mengharapkan keredhaan Allah harus bercita-cita untuk hidup secara Islam dengan sebaik-baiknya. Untuk itu kita harus faham dan mengetahui bagaimana hendak hidup secara Islam menurut Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW merupakan peraturan Allah untuk panduan hidup manusia. Langit, bumi dan segala isinya adalah kepunyaan Allah. Maka Allah jugalah yang berhak membuat peraturan-peraturannya. Allah sediakan peraturan itu untuk manusia menggunakan dan menjalankannya. Manusia wajib mengikuti peraturan Allah itu. Mereka tidak dapat mengikuti akal sendiri. Jika tidak ada hancurlah dunia ini, firman Allah :
"Lahirlah kerusakan di lautan dan di daratan akibat dari tangan-tangan manusia"
[Q.S. Ar Rum : 41]

Jika ada manusia yang tidak mau terima peraturan dari Allah untuk mengatur hidupnya, rumah tangga, masyarakat, negara hingga alam yang lebih luas, hukuman Allah sangat berat. Firman Allah :
"Barang siapa yang tidak berhukum dengan hukum dari Allah maka sesungguhnya mereka adalah orang-orang kafir"
[Q.S. Al Maidah : 44]

"Barang siapa yang tidak berhukum dengan hukum dari Allah maka sesungguhnya mereka adalah orang-orang zalim"
[Q.S. Al Maidah : 45]

"Barang siapa yang tidak berhukum dengan hukum dari Allah maka sesungguhnya mereka adalah orang-orang fasiq"
[Q.S. Al Maidah : 46]

Jadi orang yang tidak mau mengikuti peraturan dan perintah Allah, dapat dijatuhi hukum kafir, zalim atau fasiq.

Mengatur Hidup Menurut Syariat

Supaya manusia berjaya mengatur hidup secara yang dikehendaki oleh Al Qur'an dan Sunnah atau ajaran Islam, harus menempuh empat perkara :
1. Syariat
2. Tareqat
3. Hakikat
4. Makrifat

1. Syariat

Ialah peraturan-peraturan lahir dan batin atau hukum dari Allah yang telah ditetapkan olehNya di dalam Al Qur'an dan dijelaskan lagi oleh hadis Rasulullah SAW.
Hukum Syariat

Terdiri dari lima hukum, yaitu wajib, sunat, haram, makruh dan mubah. Lima hukum ini menyuluh hidup kita dari diri, keluarga, masyarakat, negara, hingga alam sejagat.

" WAJIB: Satu perkara dibuat dapat pahala, ditinggalkan berdosa, kedudukannya harus dibuat.
" SUNAT : Dibuat dapat pahala, ditinggalkan tidak berdosa, kedudukannya sebaiknya dibuat
" HARAM : Dibuat berdosa, ditinggalkan karena Allah dapat pahala, kedudukannya harus ditinggalkan
" MAKRUH : Dibuat tidak berdosa, ditinggalkan karena Allah dapat pahala, kedudukannya sebaiknya ditinggalkan
" MUBAH/JAIZ : Dibuat atau ditinggalkan tidak dapat pahala dan tidak juga berdosa, kedudukannya dapat pilih mau dibuat atau ditinggalkan.

Setiap yang kita lakukan, walau sekecil apapun tidak terlepas dari lima hukum tersebut. Contohnya dalam berpakaian :

1. Wajib berpakaian untuk menutup aurat. Menutup seluruh tubuh bagi wanita dan sekurang-kurangnya dari pusat sampai lutut bagi lelaki.
2. Sunat berpakaian mengikuti sunnah Rasulullah SAW seperti memakai kopiah, serban, jubah, dan lain-lain.
3. Haram berpakaian yang membuka aurat bagi lelaki dan wanita. Haram memakai pakaian dari sutra bagi lelaki.
4. Makruh berpakaian yang panjangnya melampaui batas bagi lelaki.
5. Mubah berpakaian apa saja baik yang murah atau yang mahal.

Seluruh perintah Allah baik yang wajib atau sunat, diibaratkan seperti satu badan. Maka perumpamaan orang yang hanya buat hal yang sunat saja tetapi tidak melakukan yang wajib, badannya mati tapi tidak berfungsi. Bagi orang yang hanya buat yang wajib tapi tidak buat yang sunat, badannya hidup tapi tidak indah dan cantik.

" Syariat Allah yang mengandung lima hukum itu, kalau menyuluh soal-soal keyakinan dan aqidah, disebut persoalan usuluddin (tauhid)
" Bila menyuluh soal lahiriah, hal-hal lahir seperti berpakaian, mengatur rumah tangga dan sebagainya dikatakan persoalan fiqih
" Syariat itu kalau menyuluh soal-soal hati, nafsu, batin atau rohani disebut tasawuf

Tauhid, fiqih dan tasawuf tidak dapat dipisahkan, ketiganya harus dipelajari, difahami dan diamalkan, misalnya dalam shalat, ketiganya harus dibawa bersama.
Fiqihnya : Berdiri, rukuk, sujud dalam setiap bacaan dan perbuatan dalam shalat
Tauhidnya : Yakin dengan Allah Yang Maha Melihat
Tasawufnya : Khusyuk, faham setiap bacaan dan rasa tadharuk dengan Allah.

Ketiganya tidak dapat dipisahkan, Imam Malik r.a berkata :
"Barang siapa yang semata-mata berfiqih tetapi tidak bertasawuf, dia akan jatuh fasiq. Barang siapa yang bertasawuf tetapi tidak berfiqih, dia akan jatuh zindiq (kafir)".

2. Tareqat

Tariqat artinya jalan. Tariqat terbagi dua :
1. Tariqat wajib yaitu syariat yang berbentuk ilmiah yang diamalkan sungguh-sungguh. Contohnya : bertariqat dalam shalat, kita belajar ilmu tentang shalat, ketika sampai masanya kita pun melaksanakan shalat.
2. Tariqat sunat. Seperti tariqat Ahmadiah, Satariah, Qadariah, Naqsabandiyah, Muhammadiyah dan lain-lain, yaitu kita mengamalkan disiplin wirid-wirid, shalawat-shalawat tertentu yang disusun oleh ulama-ulama terdahulu.

Tariqat wajib, memang wajib ke atas setiap orang mengamalkannya. Tariqat sunat banyak diamalkan oleh orang yang bercita-cita mendidik diri dan oleh ulama-ulama yang haq.

Kita patut juga mengamalkan tariqat sunat untuk memudahkan jalan kita menuju Allah. Orang yang mengamalkan tariqat sunat ini akan dibantu dalam bermujahadah melawan nafsu dan mendidik hati ke arah taqwa. Perlu diingat dalam kita mengamalkan tariqat sunat, kita tidak dapat meninggalkan tariqat wajib, karena tiada nilai amalan sunat tanpa mengerjakan amalan wajib.

3. Hakikat

Setelah seseorang itu bersyariat dan bertariqat sungguh-sungguh dia kaan dapat rasa Hakikat, yaitu rasa yang Allah jatuhkan ke hati hambaNya yang Dia pilih dan kehendaki. Orang ini tidak lagi memiliki sifat mazmumah, sifat-sifat terpuji menghiasi dirinya, seperti rasa syukur, redha, zuhud, tawakal, pemurah, dan lain-lain. Jiwanya tidak terpengaruh dengan perubahan suasana. Allah letakkan dalam hatinya rasa tenang dan damai. Firman Allah :
"Ketahuilah dengan mengingati Allah itu hati akan tenang"
[Q.S. Ar Rad : 128]

Orang berzikir yang mendapat ketenangan itu mulutnya menyebut Allah, hati merasakan kebesaran Allah dan perbuatannya melaksanakan perintah Allah. Soal hakikat atau buah ibadah tidak dapat dipelajari. Siapa yang dapat, dia akan merasakannya. Orang yang telah mendapat hakikat, dikatakan orang yang benar-benar kenal Allah.

4. Makrifat

Orang yang telah sampai ke tingkat makrifat dikatakan orang-orang yang Al 'Arifbillah atau golongan 'Arifin. Mereka ini kenal Allah dengan mata hati dan mereka telah mencapai taraf bertaqwa. Mereka benar-benar dapat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah yang haram dan makruh.

Kalau ada orang yang melaksanakan syariat sungguh-sungguh, faham sungguh-sungguh kelima hukum tetapi tidak tenang, tidak redha, tidak sabar dan lain-lain haruslah periksa diri, muhasabah diri kembali. Kalau bukan kesalahan di bidang Tauhid, mungkin salah di bidang fiqih atau di bidang tasawuf.

Kesimpulannya ajaran Islam bukanlah bentuk percakapan saja, tapi perlu diamalkan lahir dan batin agar menjadi hamba Allah yang soleh atau disebut Al 'Arifbillah yang akan mendapat kemenangan di dunia dan Akhirat

[+/-] Selengkapnya...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


Tips Membeli mobil bekas  

Kamis, 19 Maret 2009


Membeli mobil bekas adalah salah satu solusi untuk mendapatkan mobil layak pakai dengan harga yang terjangkau. Syukur-syukur jika kondisi mesinnya terawat dan masih prima.

Hanya saja, maraknya kasus curanmor (pencurian kendaraan bermotor) membuat Anda harus lebih waspada saat akan membeli mobil bekas. Alih-alih ingin membeli mobil berkualitas dengan harga terjangkau malah dituduh sebagai penadah.Oleh karena itu, sebelum membeli mobil bekas ada beberapa tips aman yang bisa dijadikan bahan pertimbangan, antara lain:

1. Tempat teraman dan terbaik untuk membeli mobil bekas adalah show room atau dealer mobil bekas terpercaya yang bisa memberikan garansi kepada pembeli atau penjual perorangan yang direkomendasi oleh orang yang Anda percayai.
2. Jangan gampang terbujuk pada penjual yang menawarkan mobil bekas dengan harga yang kelewat murah atau menawarkannya di bawah harga pasaran.
Lazimnya, mobil curian atau mobil yang bermasalah akan ditawarkan dengan sangat murah agar cepat laku.

3. Hindari membeli mobil bekas yang tidak jelas asal usul dan pemiliknya.
Jangan percaya begitu saja bila ia mengatakan BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) yang asli hilang dan yang ada hanya salinan.

4. Periksa kelengkapan surat-surat kendaraan seperti STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) ke Kantor Direktorat Lalu Lintas Polda setempat.
Datanglah ke bagian Tata Usaha STNK dan BPKB Kantor Samsat di Polda setempat untuk mengecek apakah mobil yang Anda beli sedang tidak bermasalah atau pernah masuk dalam daftar blokir (mobil hilang).

5. Periksa pula kesesuaian surat-surat dengan nomor mesin, nomor rangka, dan nomor BPKB kendaraan yang hendak dibeli.
Hal ini untuk menghindari surat-surat kendaraan tersebut adalah hasil pemalsuan.

6. Mintalah salinan KTP atau identitas penjualnya, catat alamat dan nomor telepon si penjual mobil yang mudah dihubungi jika sewaktu-waktu Anda membutuhkan data untuk mengurus surat-surat kendaraan.

7. Setelah mobil dibeli, segera urus surat-surat kendaraan tersebut atas nama Anda (balik nama).



[+/-] Selengkapnya...

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


 

Design by Amanda @ Blogger Buster