"Sesungguhnya telah ada pada diri (Rasulullah) itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah". (Qur’an Surat: Al Ahzab: 21)

MENERAPKAN PEMELIHARAAN PREDIKTIF DI PEMBANGKIT  

Kamis, 12 Juni 2008

1. Pendahuluan

Kesehatan mesin merupakan hal yang penting didalam pengoperasian suatu peralatan. Agar mesin dalam kondisi yang prima maka perlu dilakukan pemeliharaan dengan baik dan benar. Pemeliharaan yang rutin serta pemeriksaan kondisi mesin akan mengurangi terjadinya kerusakan yang fatal. Salah satu bentuk pemeliharaan preventif adalah dengan melakukan pemeliharaan prediktif.

Pemeliharaan prediktif memerlukan keahlian khusus bagi personil yang melakukannya. Hal ini untuk memeastikan mutu kerja dapat dipertanggungjawabkan. Pemeliharaan prediktif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

2. Pemantauan temperatur dengan alat pengukur suhuTemperatur merupakan salah satu parameter yang menunjukkan adanya energi panas pada suatu daerah diukur. Kenaikan suhu yang tidak normal merupakan tanda adanya kelainan, kebocoran atau kerusakan isolasi. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan termokopel yang sudah terpasang pada peralatan tersebut atau dapat juga dilakukan dengan infrared thermograp. Dengan infrared thermograph kita dapat melakukan pegukuran tanpa harus menyentuh sensor ke peralatan yang akan diukur.

Penggunaan thermograph membantu kita menentukan adanya kebocoran isolasi pada dinding turbin, boiler sehingga kerugian panas dapat dicegah. Disamping itu hot spot pada isolator penghantar atau circuit breaker 6 kV maupun 150 kV dapat dideteksi.

Pemantauan peralatan ini dapat dilakukan dengan mencatat data suhu tersebut dalam suatu format monitoring. Pengambilan data sebaiknya dilakukan setiap minggu secara rutin. Kemudian dalam satu bulan dibuat kecenderungan grafik suhu yang diukur. Dengan pemantauan mingguan maka kelaianan yang terjadi pada peralatan saat operasi dapat diketahui secara cepat. Dengan demikian hal ini mencegah terjadinya breakdown maintenance yang memakan waktu lebih lama serta juga cost yang tinggi.

3. Pemantauan Minyak Pelumas

Minyak pelumas digunakan melumasi bagian-bagian mesin untuk menghindari kontak langsung antara logam-dengan logam. Pada bantalan turbin, pelumas membentuk lapisan film yang mampu menahan beban turbin. Selain digunakan sebagai pelumas turbin, minyak pelumas turbin juga digunakan sebagai minyak hidrolik untuk menggerakkan governor valve dan tripping valve. Oleh karenanya persyaratan untuk pelumas tersebut harus teliti dan memenuhi spesifikasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

Disamping itu minyak pelumas, minyak trafo juga harus dipantau untuk mencegah terjadinya short circuit akibat minyak yang sudah tidak memenuhi standar. Tentunya criteria untuk minyak pelumas berbeda-beda tergantung penggunaannya.

Pemantauan minyak pelumas untuk mesin-mesin yang berputar seperti pompa dan turbin, dilakukan secara rutin setiap bulan. Dengan mengambil sedikit sample minyak maka dilakukan pemeriksaan minyak pelumas seperti kandungan logam, keasaman, viskositas dan busa. Kemudian pencatatan rekam pelumas untuk masing-masing peralatan dilakukan dengan rapi dan disimpan dalam file database. Hal ini untuk memudahkan pemantauan keadaan pelumas setiap bulan. Dengan memonitor setiap bulan keausan yang terjadi pada mesin dapat diperkecil bahkan bisa dihindari. Grafik untuk kondisi pelumas suatu mesin membantu kita untuk mengetahui kecenderungan kapan pelumas tersebut harus diganti.

Sedangkan pada minyak trafo, pemantauannya dilakukan dengan melihat banyaknya circuit breaker bekerja open dan close. Pemeriksaan minyak dilakukan saat trafo tidak beroperasi. Pemeriksaan minyak trafo meliputi tegangan tembus, keasaman, busa. Apabila minyak sudah timbul tegangan saat diberi tegangan tembusnya, maka minyak pelumas tersebut harus diganti.

4. Pemantauan vibrasi

Saat ini pemantauan vibrasi banyak dilakukan untuk memonitor kondisi peralatan. Dengan melakukan pengukuran vibrasi pada titik titik yang telah ditentukan maka spectrum vibrasi yang terukur selanjutnya dianalisa untuk mengetahui adanya kelainan atau kerusakan yang mulai terjadi.

Pengukuran vibrasi peralatan dilakukan setiap minggu. Hasil pengukuran yang telah dianalisa disimpan menurut nama mesin untuk memudahkan penelusuran.

Data hasil pengukuran yang diambil setiap minggu dituangkan dalam bentuk grafik untuk melihat kecenderungan arah kerusakan yang akan terjadi.

Pengukuruan vibrasi pada bearing mesin dilakukan dalam arah radial maupun aksial. Berikut ini gambaran tentang kelainan yang terjadi dan spectrum vibrasi yang muncul.

a. Couple unbalance
Spektrum yang muncul pada couple unbalance adalah : -sudut fasa yang muncul adalah 180 derajat

- pada spectrum frekwensi 1 x RPM muncul dominant

- Amplitudo meningkat secara kwadrat dengan naiknya kecepatan

- Dapat juga muncul dalam arah aksial seperti halnya radial

b. Misalignment Bearing
Tanda vibrasi yang diakibatkan oleh bearing misalignment adalah:

-vibrasi yang muncul mirip dengan kejadian angular misalignment

- menimbulkan gearkan punter mendekati 180 derajat pada sudut pasa pada sisi yang saling berlawanan atau dari atas kebawah

c Angular Misalignment
Tanda vibrasi yang diakibatkan oleh bearing misalignment adalah:

- Karakteristik ditandai dengan tinggnya virasi dalam arah aksial

- Beda sudut fasa 180 derajat berubah terhadap coupling sisi hadapannya

- Biasanya vibrasi dominant tinggi pada 1x dan 2 x RPM arah aksial

- Gejala ini dapat pula juga diakibatkan masalah kopling.

d Pararel Misalignment
Tanda vibrasi yang diakibatkan oleh bearing misalignment adalah:

- Vibrasi arah radial mempunyai sudut fasa yang tinggi

- Pada beberapa kondisi yang buruk dapat menimbulkan harmonisa yang tinggi

- 2 x RPM sering kali lebih dominant dari 1 x RPM

- Gejala mirip dengan angular misalignment

- Desian kopling dapat mempengaruhi bentuk spectrum dan amplitudo

e Mecahnical Loosenes (Kelonggaran Mekanik)
Tanda vibrasi yang diakibatkan oleh mechanical loosenes adalah:

- Diakibatkan adanya kelonggaran pada baut

- Vibrasi dominant dari ½,1,2,3 x RPM

- Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya retak pada blok mesin maupun dudukan bearing

- Namun bila dudukan mesin yang longgar vibrasi yang dominant tinggi adalah di

- 1x RPM pada arah radial serta beda sudut fasa 180 derajat di upper dan lower structure

f Poros Bengkok (Bent Shaft)
anda vibrasi yang diakibatkan oleh poros bengkok adalah:

- Vibrasi arah aksial dominan tinggi

- 1 x RPM dominan jika bengkoknya di tengah poros

- 2 x RPM dominan jika bengkoknya di ujung poros

- Beda sudut fasa cenderung mendekati 180 derajat dalam arah aksial
6. Kesimpulan :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bagaimana pemeliharaan preidktif dapat diterapkan dipembagkit listrik:

1. Pemeliharaan prediktif ini dapat dilakukan melalui pemantauan analisa minyak pelumas, distribusi temepratur dan pengukuran vibrasi. 2. Pemantauan dengan pemeliharaan prediktif sangat membantu manajemen didalam memprediksikan penggantian minyak pelumas, dan perbaikan insulasi dinding pelindung panas. 3. Pemantauan vibrasi pada peralatan motor-motor dan pompa sangat penting untuk mengurangi kerugian yang besar. 4. Perlu pelatihan yang memadai pada SDM yang menangani langsung kegiatan pemeliharaan prediktif agar analisa yang dilakukan menjadi lebih akurat.



AddThis Social Bookmark Button

Email this post


2 komentar: to “ MENERAPKAN PEMELIHARAAN PREDIKTIF DI PEMBANGKIT

 

Design by Amanda @ Blogger Buster